6.21.2011

Begitu Sulit



“Melupakan mu begitu sulit”

Sesulit itukah aku harus melupakanmu, yang selalu hadir dalam bayang- bayang ini. yang selalu menghantui mimpi-mimpi indah ku. Entah langkah apalagi yang harus aku lewati. Aku telah kehabsian cara untuk melupakan mu. Menghapus mu dari daftar hidup ini begitu sulit, namun itu adalah cara yang terbaik agar aku bisa hidup normal kembali, tanpa pernah mengharapkanmu kembali.

6.16.2011

If I Were a Boy




If I Were a Boy – Beyonce

If I were a boy
Even just for a day
I’d roll out of bed in the morning
And throw on what I wanted and go
Drink beer with the guys
And chase after girls
I’d kick it with who I wanted
And I’d never get confronted for it
Because they’d stick up for me

If I were a boy
I think I could understand
How it feels to love a girl
I swear I’d be a better man
I’d listen to her
Cause I know how it hurts
When you lose the one you wanted
Cause he’s taken you for granted
And everything you had got destroyed
If I were a boy

I would turn off my phone
Tell everyone its broken
So they think
that I was sleeping alone
I’d put myself first
And make the rules as I go
Cause I know that she’d be faithful
Waiting for me to come home (to come home)

If I were a boy
I think I could understand
How it feels to love a girl
I swear I’d be a better man
I’d listen to her
Cause I know how it hurts
When you lose the one you wanted
Cause he’s taken you for granted
And everything you had got destroyed

It’s a little too late for you to come back
Say its just a mistake
Think I forgive you like that
If you thought I would wait for you
You thought wrong

But you’re just a boy
You don’t understand (and you don’t understand)
How it feels to love a girl
Someday you’ll wish you were a better man
You don’t listen to her
You don’t care how it hurts
Until you lose the one you wanted
Cause you’ve taken her for granted
And everything you had got destroyed
But you’re just a boy…


6.14.2011

Pergi


“Habis ini lalu apa? kamu sendirian, aku sendirian, buat apa?
kenapa kita tidak berdua lagi?”
Suaranya dalam setengah jam terakhir
Mulutku refleks membuka, ingin menjawab. Tapi tak ada bunyi keluar
selain tiupan karbondioksida. Aku tak tahu jawabannya, aku tidak tahu
sesudah ini lantas terjadi apa, aku tidak tahu kenapa dua manusia yang
saling sayang harus kembali berjalan sendiri-sendiri.
Namun kurasa hatimu tahu, seperti hatiku pun tahu,
jika malam ini kita memutuskan untuk bersama, itu karena kita tidak tahu
bagaimana menengani kesendirian, aku tidak ingin bersamamu cuma
karena enggan sendiri. Kau tidak layak untuk itu, seseorang semestinya
memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin,
bukan ketakutannya akan sepi.
“Ngomong dong!” ucapnya lagi

aku ingin mengalir, hatiku belum mau mati.
aliran ini harus kembali memecah dua agar kita sama-sama bergerak
sebelum kita terlalu jengah dan akhirnya pisah dalam amarah.
“kamu akan menyesal” gumamnya lagi

mungkin. kini kita tak mungkin tahu.
“Lima tahun. Kita akan buang lima tahun itu begitu saja.”
Kamu bukan tisu sekali pakai, kita tidak mungkin membuang apapun
jika kita percaya, hati bukan di peruntukkan untuk menyimpan. Hati
tidak pernah menyimpan apa-apa. Ia menyalurkan segalanya. Mengalir
hanya mengalir. Namun kata-kata ini membeku di ujung mulutku
seperi stalakit dan stalmagit.
Cukup lama tubuh kita terpaut hingga kata-kata yang menggantung beku
mulai cair dan mengalir ke dalam darah kita masing-masing. Hatimu tahu,
seperti hatiku pun tahu. Nadi kita mendenyutkan pesan-pesan yang tahunan
sudah menanti untuk bersua. Inilah keindahan yang ku maksud, kejujuran tanpa
suara yang tak menyisakan ruang untuk dusta. Sakit ini tak terobati dan bukan
untuk di obati, dan itu jugalah keindahan yang ku maksud. Rasakan semua...
demikian pinta sang hati, amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah
jika tepat waktunya, dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening.
Apa adanya. Hati-hati, lenganku melonggar, melepaskan tubuhmu.
Aku tahu aku telah di mengerti. meski sekali saja pelukanku.

Aliran ini memecah. Indah. Meski aku berbalik pergi dan tak kembali.

Cerita dee:RectoVesto

Sekelompok anak muda


Well, setelah sekian lama ga menulis tentang apa yang saya rasakan,
dan apa yang selalu menjadi bahan dalam kegalauan.
Tapi saya bingung dari mana saya harus memulai dan bercerita,
saya bukan ahli dalam membuat kata-kata seperti sebutan orang
‘penyair’, ‘pujangga’, apapun sebutan itu saya sangat-sangat jauh
berbeda dari mereka. Merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang
indah aja ga bisa, apalagi menulis sebuah puisi. Bukan masalah bodoh
atau IQ rendah dan sejenisnya. Itu hanyalah sebuah kelebihan atau yang
bermula dari hobi dan tumbuh berkembang dalam diri masing-masing dan
jadilah seorang pujangga. Dan saya ga punya ahli di bidang itu.

Finally, saya bukan mau bercerita tentang pujangga atau penyair .
Saya akan memulai dari sebuah kata ‘kelompok – group – geng’ apapun itu
i mention it. Entah kapan tepatnya terbentuk lah kelompok ini, tanpa nama,
tanpa tanggal dan waktu yang tepat untuk mengumumkan bahwa kelompok
ini hadir.Bermula dari Lima orang cewek yang kelasnya sama,
duduk berbarengan,kebiasaan yang sama dan mulailah terbentuk kelompok ini.

Obrolan khas remaja, about LOVE – LIVE – LAUGH - STYLE – FOOD -
ISSUE - TASK ga pernah absen dari kelompok ini. Tapi ada satu kata keramat
dalam kelompk ini, JOMBLO atau bahasa kerennya SINGLE that a swearword
yang kudu dilepasin dari kelompok ini. Entah siapa yang mencetuskan kalo
KeJOMBLOan dari kelompok ini emang bener-bener SIAL. Well, teman saya
yang satunya baru putus lagi dengan pacarnya, oh my god. Tambah saja anggota
THE HIGH QUALITY JOMBLO sebutan dari teman saya yang bener-bener
ingin melepas status single nya. *Sigh* Dan lebih sialnya lagi karna saya yang
menjomblo lebih lama dari mereka saya yang dibilang sebagai kutukan.
Oleh karena itu, saya disuruh cepat-cepat melepas kutukan ini.
*What the fuck*. Milih pasangan kan ga asal comot.

Well, saya emang ga pernah peduli ama status ke-Single-an saya. Ga nyangka
udah 2 taun saya membiarkan status single ini hidup dan entah sampai kapan dia
akan terus hidup. Jangan salahkan Saya, saya cuman nurutin aturan keluarga
saya ‘pacaran hanya boleh, bagi mereka yang sudah kerja’. mungkin mereka
bisa bilang ‘alaah cuman dibilang doank, paling juga gatau’. Thats right,
tapi saya tetap nurut.Terserah apa kata mereka tentang aturan keluarga saya,
Kolot, Jaman dulu, saya ga peduli. Peraturan dibuat karena ada alasan kebaikan
yang akan kamu peroleh. Walopun pernah melanggar , semua itu ga pernah
berjalan lama. Mungkin ini bisa dibilang sebuah alasan untuk status saya.
WHATEVER,  AND I DON’T CARE. IT'S MY LIFE, NOT YOURS.

Tapi satu hal, saya selalu berdoa dan berharap, semoga teman-teman
saya bisa segera merubah statusnya entah in relation or engaged until merid,
hope it forever. Dan saya bukan lagi orang yang membawa kutukan itu :(.
Entah pemilih, atau emang belum menemukan yang cocok yang menjadikan
alasan status single mereke tetap hidup. Last , ‘Dia’ mungkin pacar – suami
kita yang tertunda yang akan datang tepat pada waktunya.
Let it Flow, semua sudah ada yang mengatur. Dan akan berkahir bahagia :).